Taman Kumbasari Bali

Monday, 08 March 2021

Pasar Kumbasari dan Pasar Badung dihubungkan sebuah jembatan besar dan dua jembatan kecil. Ketiga jembatan ini juga dimanfaatkan sebagai lapak berdagang dari sore hingga pagi hari. Nah, di bawah jembatan ini mengalir sungai, Tukad Badung yang pada zaman dahulunya merupakan sarana perlintasan pasukan ekspedisi Belanda yang bergerak menuju Pamecutan, Denpasar saat Perang Puputan Badung, September 1906. Tukad Badung kini disulap menjadi river walk, tempat berkumpul masyarakat, khususnya muda-mudi di sore hari atau memiliki sebutan populer “Taman Korea”.

Bagi Wali Kota Denpasar Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra ini merupakan bagian dari program penataan pasar-pasar tradisional. "Ke depannya juga akan ada perahu-perahu wisata untuk melengkapi sarana rekreasi," katanya. Konsep river walk sengaja dipilih untuk mengajarkan warga sekitar dan pengunjung agar ikut menjaga kebersihan sungai. Bantaran Tukad Badung yang dulu terkenal kotor dan bau kini berubah menjadi tempat wisata yang apik. Sisi kanan dan kiri tukad dipasangi paving dikombinasikan batu sikat. Penataan dilakukan sepanjang 120 meter, mulai dari aliran tukad di bawah jembatan utama Jalan Gajah Mada ke arah selatan hingga jembatan Jalan Hasanudin. Lebih dari 10 ribu benih ikan nila ditebar di tukad ini. Harapannya ke depan ikan-ikan tersebut berkembang biak dan bisa menjadi lokasi obyek wisata memancing.

Beberapa titik bantaran tukad ini dipasangi alat khusus yang bisa meluncurkan air mancur. Anak-anak kecil ramai mendekat sekadar membasahi tangan-tangan mungil mereka dengan air mancur tersebut. Salah satu sisi dinding tertulis Denpasar, Kotaku Rumahku. Kursi-kursi taman inspiratif dari bahan semen yang dicat dengan warna-warna cerah ditempatkan di sepanjang bantaran tukad. Dindingnya dihiasi foto-foto atraksi seni dan budaya Bali, seperti penari Bali, upacara adat, upacara agama, dan sebagainya. Tanaman hijau menjuntai menghiasi dinding tukad, mengurangi tekanan panas cahaya matahari di siang hari. Pasar Kumbasari dan Pasar Badung kini tak sekadar tempat transaksi ekonomi, melainkan telah menjelma menjadi ruang interaksi sosial antara masyarakat Bali, pendatang, turis lokal, dan mancanegara.



Penulis

Alda